Good Jobs today

GOOD JOBs

Cara Cepat Hamil

Rabu, 26 Juni 2013

11 Ramuan Pengusir Ketombe

Siapa sih yang sanggup terus-terusan dinganggu ketombe, apalagi bila serangan gatalnya muncuk di depan umum. Kalau menggaruk kepala malu. Kalau dibiarkan, duh rasa gatalnya tak tertahankan.

Ketombe memang bikin repot dan kesal, terlebih bila berbagai produk shampoo antiketombe telah dicoba namun tidak memberikan hasilnya memuaskan. Apa lagi yang bisa diperbuat?

Jangan berputus asa! Masih ada beberapa alternatif lain yang dapat ditempuh. Salah satunya terapi herbal. Siapa tahu dengan cara alami, ketombe di kepala Anda betul-betul sirna.
  1. Sediakan santan kelapa sebanyak 100 ml, air buah jeruk purut 100 ml, dan air buah nanas 100 ml. Campur semua bahan, gunakan ramuan untuk membasahi kulit kepala sehabis keramas. Bila pada kulit kepala terdapat luka, olesan ramuan ini akan menimbulkan perih.
  2. Sediakan setengah cangkir minyak wijen, setengah cangkir minyak kelapa, 3 lembar daun orang-aring 3 lembar daun waru, 3 lembar daun mangkokan (Nothopanax scutellarium), 3 lembar daun pandan wangi, 2 butir kemiri, 1 kuntum bunga mawar, dan 7 kuntum bunga melati. rebus sampai mendidih air sebanyak dua liter pada panci. Panaskan minyak wijen dan minyak kelapa hingga mendidih pula, lalu masukkan campuran minyak ke dalam panci yang berisi 2 liter. Rebus hingga mendidih lagi. Kemudian masukkan semua bahan lainnya. Setengah 15 menir ramuan diangkat, disaring, dan didinginkan. Menjelang tidur malam, oleskan air ramuan pada kulit sampai rata sambil memijit kira-kira 10 menit. Lakukan secara teratur sampai ketombe hilang.
  3. Ambil 3-4 siung bawang merah, kupas kulitnya, lalu diparut atau tumbuk sampai halus. Oleskan ramuan bawang merah pada bagian kulit kepala sambil gosok-gosok perlahan selama 5 menit. Bila rambut dengan air hangat sampai bersih. Lakukan perawatan ini satu kali seminggu. Jika rambut rontok, hentikan pemakaian bawang merah ini. Tandanya, rambut Anda tidak cocok dengan ramuan ini.
  4. Sediakan 7 lembar daun pandan segar. Cuci bersih, lalu giling sampai halus. Tambahkan setengah cangkir air bersih sambil diremas-remas hingga merata. Peras dan saring. Oleskan aia perasan daun pandan ini ke kulit kepala yang berketombe. Biarkan sampai mengering kalau perlu oleskan sekali lagi. Sekitar 30-60 menit kemudian bila dengan air bersih, lakukan setiap hari sampai sembuh.
  5. Sediakan kemiri secukupnya. Tumbuk sampai halus, lalu masuk hingga mengeluarkan minyak. Gosokkan minyak kemiri ke kulit kepala hingga meresap sampai ke pori-pori. Lalu bilas rambut dengan air bersih. Lakukan 3 kali seminggu.
  6. Potong sebuah jeruk nipis menjadi 2-4 bagian. Gosok-gosokkan ke kulit kepala secara merata. Biarkan mengering beberapa lama. Kemudian bilas.
  7. Cuci 2-3 lembar daun kecubung segar. Tumbuk sampai halus, gosokkan pada kulit kepala yang berketombe. Diamkan beberapa lama. Kemudian bilas.
  8. Oleskan seperempat buah nanas masak. Kupas kulitnya, parut, lalu peras dan saring. Tambahkan perasan air 1 buah air jeruk nipis. Aduk sampai rata. Gunakan ramuan untuk menggosok kulit kepala yang berketombe. Lakukan malam hari sebelum tidur. Keramas rambut di keesokan paginya. Lakukan 2-3 kali seminggu.
  9. Ambil segenggam daun ingu segar, 1 potong kunyit dan 1 sendok teh beras. Cuci bersih lalu giling sampai halus seperti bubur. Gosokkan pada kulit kepala yang mengalami ketombe.
  10. Sediakan seikat sayur kangkung. Cuci bersih, lalu rebus dengan 2 gelas air hingga bersisa 1 gelas. Diamkan hingga dingin. Kemudian remas-remas tak perlu terlalu lumat. Gosokkan kangkung pada kluit kepala, diamkan sekitar 30 menit. Bilas dengan air rebusan kangkung. Selanjutnya bilas dengan air biasa.
  11. Satu ikat kangkung segar direndam dengan 1 liter air semalaman sampai airnya berwarna biru. Gunakan air tersebut untuk keramas. Lakukan secara teratur sampai ketombe hilang.
Sumber: Majalah Nirmala

Adas dan Beluntas atasi Puasa Tanpa Bau

Setiap orang yang berpuasa tentunya ingin tetap sehat. Dr. Samuel Oentoro, MS, dari Klinik Nutrifit, menganjurkan agar orang yang menjalankan puasa tetap mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, yaitu sumber karbohidrat, lemak, proten hewani dan nabati serta asupan sumber mineral dan vitamin, saat sahur maupun buka puasa. Dengan demikian, meski sepanjang pagi hingga sore hari tidak makan dan minum, tubuh tetap dalam keadaan sehat dan bugar.

Meski badan dalam keadaan sehat dan bugar, gangguan sosial kerap dialami oleh orang yang sedang berpuasa, yaitu bau mulut. Hal ini dimungkinkan karena sejak batas imsak saat menjelang subuh hingga berbuka ketika magrib, lambung dalam keadaan kosong. Menurut Dr. Rosa dari Klinik Prorevital, Jakarta keadaan lambung kosong serta hawanya yang keluar lewat mulut menimbulkan bau tak sedap. Terlebih bila orang itu mengalami sakit maag. Bau yang keluar akan lebih menyengat.

"Sebenarnya dalam keadaan normal saja mulut kita penuh dengan bakteri. Bakteri-bakteri itulah yang menyebabkan bau mulut. Mulut menjadi tidak bau kerana terbilas oleh air dan makanan ketika kita tidak berpuasa. Mengonsumsi telralu banyak makan yang beraroma seperti bawang putih pun mengakibatkan bau mulut," tutur Dr. Rosa.

Adas dan BeluntasSelain akibat berpuasa, gangguan mulut juga bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Dr. Handrawan Nadesul, pengasuh rubrik Klinik Keluarga Senior, ada beberapa penyebab bau mulut. Pertama, adanya infeksi di rongga mulut, gigi keropos atau bolong, gusi bengkak, dan karang gigi. Penyebab kedua, lidah meradang, kurang vitamin, lidah ergigit, atau tumbuh kanker di lidah. Ketiga, terjadi infeksi di gusi, gusi gampang berdarah, demam, mulut banyak mengelaurkan liur, dan badan lemah.

Selain itu, jamur candida juga bisa menjadi penyebab bau mulut. Radang lambung menahun pun mampu menyebabkan bau tak sedap yang dikeluarkan mulut.

Banyak orang mempunyai gangguan dengan bau mulut dan bau badan. Gangguan-gangguan itu dengan sendirinya bisa menimbulkan rasa percaya diri menurun, Bau tidak sedap yang keluar dari mulut maupun badan seorang merupakan gangguan bagi kehidupan sosialnya.
Suryani Restiawati, mahasiswi sebuah perguruan tinggi di Bandung, menuturkan bahwa dirinya tiga bulan lalu minder bila harus berkumpul dengan teman-temannya. Hal ini karena bau tak sedap yang keluar dari mulut ketika ia sedang berbicara.

Beruntung ia bertemu dnegan Hj. Srah, yang memberinya ramuan tanaman obat, sehingga keluhan bau mulutnya hilang. Setelah mencoba rebusan adas, beluntas, dan kapulaga, Suryani tak lagi merasa rendah diri bila harus kongko-kongko dnegan teman-teman kampusnya.
Hj. Sarah Kriswanti S., herbalis asal Bandung, mengingatkan upaya sederhana yang dapat dilakukan sendiri oleh siapa pun. Bersihkan selalu rongga mulut secara teratur. Caranya dengan membersihkan gigi, mengeluarakan makanan yang menyangkut di gigi, serta berkumur dengan larutan garam dapur.

Sementara itu, masih akta Sarah, bau badan antara lain dapat dicegah dengan mandi secara teratur 2 kali sehari. Keringat sebetulnya merupakan bagian dari mekansime pengaturan suhu badan. Produksi keringat yang berlebihan akan memberikan kesempatan bakteri aerob untuk berkembang biak dengan baik.

"Bakteri itu cepat berkembang, tetapi cepat pula mati sesuai siklus kehidupannya," ujar Sarah.
Di tempat yang banyak bakteri mati itulah penyebab bau tidak sedap tersebut muncul.

Resep Atasi Bau Mulut dan Badan
Ada beberapa jenis tanaman yang cocok untuk mengatasi bau mulut dan bau badan. Tanaman itu mengandung bahan aktif berbau segar dan bermanfaat mematikan atau mengendalikan pertumbuhan bakteri serta memberikan bau harum bagi tubuh. Menurut Hj. Sarah Kriswanti S., herbalis asal Bandung, Jawa Barat, tanaman-tanaman itu adalah adas, kapulaga, pegagan, melati, sirih, jeruk nipis dan kunyit.

Berikut cara meramu bahan-bahan tersebut:

1. Bahan: 1 sendok teh adas, 1 cangkir daun beluntas, 2 biji kapulaga, 1 gelas air.
Cara membuat: Bahan direbus dalam wadah tertutup dengan api kecil selama setengah jam, diamkan hingga hangat, lali diperas. Air perasan tersebut dikumur-kumur lalu ditelan. Ramuan ini untuk 3 kali pemakaian. Lakukan hingga beberapa hari.

2. Bahan: 1 genggam daun beluntas muda.
Cara membuat: Daun beluntas dicuci bersih lalu dikukus. Makan sebagai lalap. Lakukan hingga beberapa hari.

3. Bahan: 3 buah jeruk nipis, kapur sirih secukupnya. Cara membuat: Jeruk nipis diiris-iris. Taburkan kapur sirih pada permukaan irisan jeruk nipis tersebut. Kemudian oleskan pada ketiak, biarkan selama 15 menit. Setelah itu cuci bersih dengan air. Lakukan setiap selesai mandi.

4. Bahan: 8 butir kapulaga, 1 cangkir daun pegagan, 2 gelas air.
Cara membuat: Kapulaga yang telah dicuci bersih dihancurkan, kemudian dicampur dengan daun pegagan. Tambahkan air, lalu direbus dalam keadaan tertutup hingga mendidih, selama setengah jam. Tetap dalam keadaan tertutup, rebusan didiamkan hingga terasa hangat, kemudian disaring atau diperas. Air perasan diminum setiap pagi pada saat perut masih kosong. Lakukan hal ini selama beberapa hari.

5. Bahan: 30 buah kumtum bunga melati, 1 gelas air matang
Cara membuat: Bunga melati direndam dalam air matang selama 1 malam dalam keadaan tertutup dalam wadah plastik atau kaca. Airnya diminum setiap pagi selama lima hari berturut-turut.

6. Bahan: 5 helai daun sirih, 3 gelas air.
Cara membuat: Daun sirih yang telah dicuci bersih direbus dengan air bersih hingga mendidih selama 15 menit. Biarkan rebusan air hingga dingin dalam keadaan tertutup. Gunakan rebusan air sirih untuk kumur-kumur sebanyak 3 kali sehari. Setiap kali kumur, gunakan 2 sendok makan. Lakukan hal ini hingga beberapa hari.

7. Bahan: 2 jari kunyit, gula aren secukupnya, 1 gelas air.
Cara membuat: Kunyit dicuci bersih lalu diparut dan diremas dengan air. Setelah itu tambahkan gula aren, kemudian aduk-aduk hingga rata. Selanjutnya campuran ini dipras atau disaring. Air perasan diminum sekaligus pada malam hari menjelang tidur. Lakukan hal ini selama beberapa hari.

8. Bahan: 15 helai daun muda jeruk nipis, tepung beras secukupnya.
Cara membuat: Daun jeruk nipis dicuci bersih lalu dihaluskan. Tambahkan tepun beras secukupnya pada halusan daun jeruk nipis. Campuran itu diaduk sampai rata, kemudian bentuklah menyerupai pil, butiran pil tersebut ditelan sebanyak tiga kali sehari satu butir setelah makan. Lakukan hal ini selama beberapa hari.

Sumber: Senior

Adas untuk batu empedu sampai sesak nafas

Adas(Foeniculum vulgare Mill.)
.
Sinonim := E officinale, All. = Anethum foeniculum, Linn.
.
Familia :Apiaccae (Umbelliferae)
.
Uraian :
Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon.
.
Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau tanaman obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang.
.
Terna berumur panjang, tinggi 50 cm - 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3 - 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi.
.
Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 - 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 - 1 0 em, panj' ang gagang bunga 2 - 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya.
.
Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan.
.
Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau dengan memisahkan anak tanaman.

Nama Lokal :
.
Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa),; Adhas (Madura), adas (Bali), wala wunga (Sumba).; Das pedas (Aceh), adas, adas pedas (melayu).; Adeh, manih (Minangkabau). paapang, paampas (Menado).; Popoas (Alfuru), denggu-denggu (Gorontalo), ; Papaato (Buol), porotomo (Baree). kumpasi (Sangir Talaud).; Adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis).; Hsiao hui (China), phong karee, mellet karee (Thailand),; Jintan Manis (Malaysia). barisaunf, madhurika (Ind./Pak.).; Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel (I).

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS
.
Buah : buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung.
Daun : berbau aromatik Minyak dari buah : minyak adas (fennel oil).
.
KANDUNGAN KIMIA :
.
Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 - 60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin).
.
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian :
  1. Komponen aktifnya, anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin untuk pengobatan TBC pada tikus percobaan.
  2. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut (flatus).
  3. Menghilangkan dingin dan dahak.
  4. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang napsu makan.
  5. Dari satu penelitian pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas mempunyai efek menghancurkan batu ginjal.
  6. Pada percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak menunjukkan khasiat ini.
Penyakit Yang Dapat Diobati :
  • Sakit perut (mulas), perut kembung, mual, muntah,
  • ASI sedikit,;
  • Diare, sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, batuk,;
  • Sesak napas (Asma), nyeri haid, haid tidak tertur, rematik goat,;
  • Susah tidur (insomnia), buah pelir turun (orchidoptosis), kolik,;
  • Usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), batu empedu,;
  • Pembengkakan saluran sperma (epididimis),;
  • Penimbunan cairan dalam kantung buah zakar (hiodrokel testis),;
  • Keracunan tumbuhan obat atau jamur, meningkatkan penglihatan;

  • BAGIAN YANG DIGUNAKAN :
Buah masak (Xiaohuixiang, hui-hsiang). Buah yang telah masak dikumpulkan, lalu dijemur sampai kering.
  • KEGUNAAN:
  • Buah bermanfaat untuk mengatasi : - sakit perut (mulas), perut kembung, rasa penuh di lambung, mual, muntah, diare, - sakit kuning (jaundice), kurang nafsu makan, - batuk berdahak, sesak napas (asma), - haid: nyeri haid, haid tidak teratur, - air susu ibu (ASI) sedikit,- putih telur dalam kencing (proteinuria), - susah tidur (insomnia), - buah pelir turun (orchidoptosis), - usus turun ke lipat paha (hernia inguinalis), - pembengkakan saluran sperma (epididimis), - penimbunan cairan di dalam kantung buah zakar (hidrokel testis), - mengurangi rasa sakit akibat batu dan membantu menghancurkannya, - rematik gout, dan- keracunan tumbuhan obat atau jamur.
  • Daun berkhasiat mengatasi : - batuk, - perut kembung, koilk, - rasa haus, dan - meningkatkan penglihatan.
CARA PEMAKAIAN :
Buah adas sebanyak 3 - 9 g direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu diseduh dengan air mendidih untuk diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai sayuran atau direbus, lalu diminum. Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit telinga dan luka. Minyak adas juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin.

  • CONTOH PEMAKAIAN :
  • 1. Batuk
a. Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g disedub dengan 1/2 cangkir air mendidih. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.
b. Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu 2 kuntum, daun poko 1/5 genggam, bunga tembelekan 10 kuntum, bawang merah 2 butir, adas 1 sendok teh, pulosari 1 jari, rimpang jahe 1 jari, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
  • 2. Sesak napas
a. Ambil minyak adas sebanyak 10 tetes diseduh dengan 1 sendok makan air panas. Minum selagi hangat. Lakukan 3 kali sehari, sampai sembuh.

b. Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari ¼ jari, rimpang kencur 2 jari, rirnpang temulawak 1 jari, jintan hitam 114 sendok teh, daun poncosudo (Jasminum pubescens) 1/4 genggam, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Baban-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa kira-kira separonya. Setelah dingin disaring, dan siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
  • 3. Sariawan
Siapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4 sendok teh, daun iler 1/5 genggam, daun saga 1/4 genggam, sisik naga 1/5 genggam, daun sembung 1/4 genggam, pegagan 1/4 genggam, daun kentut 1/6 genggam, pulosari 3/4 jari, rimpang lempuyang wangi 1/2 jari, rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, setiap kali cukup 3/4 gelas.
  • 4. Haid tidak teratur
Siapkan daun dan bunga srigading masing-masing.1/5 genggam, jinten hitam 3/4 sendok teh, adas 1/2 sendok teh, pulosari 1/2 jari, bunga kesumba keling 2 kuntum, jeruk nipis 2 buah, gula batu sebesar telur ayam, dicuci lalu dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, minurn 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas. Keracunan tumbuhan obat atau jamur Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g, lalu seduh dengan setengah cangkir arak. Minum selagi hangat.
  • 5. Batu empedu
Serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan 1 cangkir air panas. Minum setelah dingin. Lakukan setiap hari.

CATATAN :
- Pengobatan hernia tetap dengan cara operasi, yaitu rnenutup lubang saluran yang ada. Adas hanya menaikkan sementara usus yang turul kelipat paha.
- Hindari penggunaan adas dalam dosis besar.
- Pemakaian buah adas kadang menyebabkan sering kentut dai bersendawa.
- Buah adas efektif untuk pengusir serangga (insect repellent).

Adem ati untuk anti radang


Adem Ati(Litsea glutinosa (Lour.) C.D. Robins.)


Sinonim :Litsea chinensis Lamk. Litsea littoralis (L.) Vill. Familia :Lauraceae.

Uraian :
Berupa pohon, tinggi dapat mencapai 10 meter. Batang berkayu dan bercabang-cabang. Daun tunggal, bentuk elips, warna hijau, dan berbulu halus. Perbungaan bentuk malai, mahkota bunga berwarna putih kekuningan. Buah bulat, buah muda berwarna hijau, setelah tua berwarna hitam. Akar tunggang warna cokelat muda. Bagian yang digunakan Akar, kulit kayu, dan daun.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: Huru batu, Huru beusai, Huru tangkalak, Madang kapas (Sd); Adem
ati, Kapu ketek, Nyampu wingka, Wuru beling (Jw).

NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA
Litseae glutinosae Radix; Akar Adem Ati. Litseae glutinosae Cortex; Kulit
kayu Adem Ati. Litseae glictinosae Folium; Daun Adem Ati.

Komposisi :
Alkaloid (golongan fenantrena dan aporfina), flavonoida, tanin, polifenol,
dan minyak atsiri.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Sifat Khas Manis, pahit, dan mendinginkan. KHASIAT Anti inflamasi, analgesik, dan hemostatik.

Kegunaan Di Masyarakat
Akar:1. Mencret.2. Kencing manis. 3. Radang usus.4. Radang kulit bernanah (obat luar).
Kulit kayu dan
Daun (obat luar):1. Bisul;2. Luka berdarah; 3. Obat penenang; 4. Radang kulit bernanah; 5. Radang payudara;

RAMUAN DAN TAKARAN

Kencing Manis
Ramuan:
Akar Adem Ati 5 gram
Daun Salam segar 4 lembar
Air 140 ml
Cara pembuatan:Dibuat infus.
Cara pemakaian:Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, setiap minum 100 ml.
Mencret, Radang Usus
Ramuan:
Akar Adem Ati 6 gram
Rimpang Kunyit segar 6 gram
Air 110 ml
Cara pembuatan:Dibuat infus atau diseduh.
Cara pemakaian:Diminum 1 kali sehari 100 ml.
Lama pengobatan:Diulang selama 3 hari (Mencret), 14 hari (Radang usus). Bila tidak
menunjukkan gejala penyembuhan dianjurkan untuk ke dokter.
Radang Kulit Bernanah, Radang Payudara, Luka, dan Bisul
Ramuan:
Kulit kayu/Daun segar
Adem Ati secukupnya
Daun Sambilata secukupnya
Air secukupnya
Cara pembuatan:Dipipis hingga berbentuk pasta.
Cara pemakaian:Ratakan pasta pada bagian kulit yang sakit. Sebelum dibaluri dengan pasta
tersebut, sebaiknya dibersihkan dengan air hangat dahulu.
Lama pengobatan: Diperbaharui setiap 3 jam.

Ajeran untuk usus buntu dan demam


Uraian :
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan liar dan banyak ditemui di pinggir jalan. Kadang-kadang ditanam di halaman, sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini tergolong terna, tinggi dapat mencapai 150 cm. Batang berbentuk segi empat, warna hijau. Daun bertiga-tiga, masing-masing berbentuk bulat telur, pinggir bergerigi. Bunga bertangkai panjang, mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna kuning. Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan yang berada di atas tanah (herba).

Nama Lokal :
NAMA DAERAH: ajeran, hareuga (Sunda), jaringan, ketul (Jawa). NAMA ASING: Black jack (En). Sornet (Fr). Malaysia: kancing baju, pau-pau pasir, keroten. Papua New Guinea: ivu na mag (Gunantuna, New Britain), rakot (Kurtatchi, Bougainville). Philippines: dadayem (Ibanag), burburtak (Ilocano), pisau-pisau (Bisaya). Thailand: puen noksai, kee nok sai, yaa koncham khaao. Vietnam: d[ow]n bu [oos] t, t [uwr] t [oo] hoang, q [ur]y tr [aa] m th [ar] o. NAMA SIMPLISIA Bidentitis pilosae Herba; Herba Ajeran.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Mendinginkan, rasa pahit, dan melancarkan peredaran darah. KHASIAT Antiinflamasi, antipiretik, dan antiseptik.

Komposisi :
Alkaloid poliina, saponin, zat pahit, minyak atsiri, dan zat samak.

KEGUNAAN
1. Demam.
2. Pencernaan tidak baik.
3. Rematik (nyeri persendian).
4. Selesma.
5.Usus buntu.
6.Wasir.

RAMUAN DAN TAKARAN

Selesma dan Demam
Ramuan:
Herba Ajeran (3 gram)
Babakan Pule (200 mg)
Daun Sembung (3 gram)
Daun Poko (2 gram)
Air (130 ml)

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang sampai sembuh.

Usus Buntu
Penyakit usus buntu harus segera ditangani oleh dokter. Bila karena sesuatu hal, dokter belum dapat ditemui, ramuan ini dapat digunakan.

Ramuan:
Herba Ajeran (5 gram)
Air (120 ml)

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau pil.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml, atau 3 kali sehari 9 pil.

Lama pengobatan:
Diulang selama 20 hari. (iptek.net.id)

Ajeran, Tumbuhan Liar Pereda Demam

Ajeran memang kalah populer dibanding tanaman obat lain, seperti meniran atau turi. Padahal, sifatnya yang mendinginkan dan kandungan alkaloid polina serta saponinnya mampu membantu meredakan demam.

Tumbuhan ini dikenal sebagai tanaman semak yang banyak tumbuh di pinggir jalan atau sengaja ditanam di pekarangan rumah sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini mudah tumbuh, tidak suka air, tinggi mencapai 1,5 meter. Batang berbentuk agak lonjong dengan pinggir bergerigi. Bunga bertangkai panjang, mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna kuning.

Mengapa tumbuhan liar ini memiliki khasiat obat? Sejauh ini memang belum ada penelitian resmi, terutama di dalam negeri, yang mampu mengungkapkan rahasia tanaman yang dalam bahasa Latin disebut Bidens pilosa ini. Meski begitu, beberapa orang percaya, secara tradisional tumbuhan ini bermanfaat untuk meredakan demam.

Seperti diungkapkan Darmawi, yang mengaku memiliki pengalaman dengan ajeran atau dalam bahasa Jawa disebut jaririgan atau ketul dan hareuga (bahasa Sunda) ini, saat anaknya yang berusia 8 tahun tiba-tiba demam tinggi. Karena alasan darurat, ia coba memberikan ramuan ajeran. Diakuinya, penggunaan ajeran untuk mengobati anaknya yang demam itu didasarkan pada pengalaman yang diwariskan orangtuanya.

Darmawi mencoba membuat resep sendiri dengan bahan baku ajeran ditambah daun sembung dan sedikit rimpang jahe, kemudian dicampur dengan air untuk direbus. Setelah dingin, ditambah satu sendok madu. Hasilnya ternyata lumayan, dua jam berikutnya demam anaknya mereda.

AntiinflamasiW. Isnanto, ahli dan pengembang tanaman obat, menjelaskan bahwa secara tradisional, ajeran memang dikenal sebagai salah satu tanaman obat yang memiliki sifat mendinginkan. Meski begitu, dalam penggunaan sebagai ramuan untuk pereda demam, sering dicampur dengan bahan baku lain seperti jahe atau daun sembung. Dalam tanaman obat koleksinya, ajeran memang relatif kurang dikenal karena banyak orang belum memahami khasiat tumbuhan ini.

Pemanfaatan ajeran atau Bidens pilosa di negara-negara Barat ternyata jauh lebih berkembang. Hal itu terlihat dari banyaknya literatur yang mengulas tanaman yang ramuannya terasa pahit ini.

Sebuah lembaga sosial di Hawaii yang bergerak dalam bidang pengembangan beragam tanaman dap bunga untuk kesehatan mengungkapkan, ajeran memiliki sifat antiinflamasi ringan seperti halnya aspirin maupun ibuprofen. Dijelaskan Steven Malbrouh, MD, Bidens pilosa memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai antiinflamasi ringan alami pereda demam.

Selama ini diketahui, aspirin maupun ibuprotein merupakan zat yang dapat membantu proses penurun papas pada penderita demam. Lebih lanjut dijelaskan, pemanfaatan Bidens pilosa secara luas dapat dilakukan dengan merebus daun segar atau mengeringkannya untuk bahan baku minuman, seperti halnya teh.

Dimanfaatkan di Hawaii
Ajeran atau di Hawaii lebih dikenal dengan sebutan kinehi ini, ternyata terus dikembangkan dap sedang diuji klinis untuk dimanfaatkan sebagai bagian dari pengobatan radang mata atau conjunctivitis. Bahkan, karena dinilai cukup aman, ajeran telah lama dikenal dan digunakan oleh masyarakat di Amerika Tengah dan Selatan serta Afrika Barat sebagai obat luar. Meski begitu, diingatkan dalam pemanfaatan ajeran dengan dosis tinggi perlu sikap hati-hati karena dapat menyebabkan iritasi ginjal.

Jika di luar negeri pengembangan dan perielitian tentang manfaat ajeran sudah banyak dilakukan, tidak demikian halnya dengan di Indonesia. Hal ini mungkin disebabkan tidak banyak orang mengenal tumbuhan liar ini, apalagi tertarik, kecuali sebatas menjadikannya sebagai tanaman hias atau tanaman semak yang tidak terlalu bernilai.

Berikutnya, tentu terserah Anda, apakah tertarik untuk memanfaatkan ajeran sebagai solusi alami pengobatan maupun penurun deman atau cukup menanamnya. Sumber: Senior

Akar Manis untuk Batuk dan Tukak Lambung

Akar Manis
(Glycyrrhiza glabra L,)
Sinonim :
-

Familia :
Papilionaceae (Leguminosae).

Uraian :
Simplisia ini masih diimport, sebab belum dapat ditanam di Indonesia. Bagian yang digunakan Akar.

Nama Lokal :
NAMA SIMPLISIA Glycyrrhiza Radix, Liquiritae Radix; Akar Manis.

Komposisi :
Glisirhisin, saponin, glikosida likuiritin, asparagin, umbeliferona, glabrolida, glukosa, sukrosa, asam likuiritat, asam hidroksiglisirhitat, zat pahit, minyak atsiri, dan asparagin.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Menetralkan, rasa manis. KHASIAT Ekspektoran, anti inflamasi, dan spasmolitik.

KEGUNAAN
Anti kolestrol.
Bronkhitis.
Batuk.
Mulas
Tukak lambung

RAMUAN DAN TAKARAN

Batuk
Ramuan:
Akar Manis 1,5 gram
Rimpang 8 gram
Daun Sirih 3 lembar
Air 130 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore sebelum makan, tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang sampai sembuh.

Tukak Lambung
Ramuan:
Akar Manis 3 gram
Rimpang Kunyit 4 gram
Air 130 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan
Diulang selama 14 hari. Bagi penderita yang tidak tahan panasnya kunyit, ramuan dapat ditambah air hingga encer, diendapkan dahulu kemudian diminum.

Peringatan
Takaran yang terlalu besar dan pemakaian terlalu lama dapat mengakibatkan hipoklamia.(iptek.net.id)

Akar Wangi untuk bau mulut

Akar Wangi
(Vitiveria zizanioides (L,) Nash. Ex, Small)

Sinonim :
Andropogon zizanioides Urban. Andropogon squarrosus Hackel. Andropogon muricatus Retz.

Familia :
Poaceae (Gramineae).

Uraian :
Rumput menahun, tinggi dapat mencapai 1 meter. Batang lunak, beruas-ruas, berwarna putih. Daun tunggal, bentuk pita, ujung runcing. Pelepah memeluk batang, warna hijau keputih-putihan. Perbungaan bentuk bulir di ujung batang. Buah padi, berduri, berwarna putih kotor. Akar termasuk akar serabut berwarna kuning. Bagian yang digunakan Akar dan minyak atsiri.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Useur (Gayo); Hapias, Usar (Batak); Akar babau (Minangkabau); Akar banda (Timor); Iser, Morwastu (Sumatera Utara); Usa, Urek usa (Makasar); Janur, Narawastu, Usar (Sunda); Larasetu, Larawastu, Rarawestu (Jawa). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Vitiveriae Radix; Akar wangi. Oleum Vitiveriae aetheriae; Minvak Akar wangi.

Komposisi :
Akar: Minyak atsiri, hars, dan zat pahit. Minyak: Vetiverin, vetiveron, veton, dan vetivazulen. Kegunaan Bau mulut (obat kumur). Rematik (obat luar).

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Khasiat Diaforetik.

KEGUNAAN
Bau mulut (obat kumur).
Rematik (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN

Napas/Mulut bau

Ramuan:
Akar wangi beberapa potong
Daun Sirih segar 2 lembar
Herba Pegagan segar 1 genggam
Buah Kapulaga 6 butir
Air 110 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus.

Cara pemakaian:
Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali pakai 100 ml Bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat, sebagian dapat ditelan karena tidak berbahaya.(iptek)

Alang-alang : peluruh air seni

Alang Alang

(Imperata cylindrica (L.)Beauv.)
Sinonim :
Lagurus cylindricus L. , Imperata arundinacea Cirillo.

Familia :
Poaceae

Uraian :

Perawakan: herba, rumput, merayap, tinggi 30-180 cm.

Batang: rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang. Daun: tunggal, pangkal saling menutup, helaian; berbentuk pita, ujung runcing tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran 12-80 cm. x 35-18 cm.

Bunga: susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjang 6-28 cm, setiap cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 cm, tangkai bunga 1-3 mm, gluma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur melebar, silia pendek 1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang, runcing 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm.

Benang sari: kepala sari 2,5-3,5 mm, putih kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik berbentuk bulu ayam.

Buah: tipe padi.

Biji: berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih.

Waktu berbunga : Januari - Desember.

Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya: Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup; rawa-rawa; pada tanah dengan aerasi yang baik; pada daerah-daerah yang habis dibuka; di tepi sungai; ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas terbakar; sebagai gulma di perladangan; taman dan perkebunan. Tumbuhan ini dapat mempengaruhi tanaman kultivasi lain, karena kebutuhan natrium yang relatif tinggi.

Perbanyakan: berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen dari tumbuhan yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna pucat, berasa manis dan sejuk. Alang-alang dapat menuyebabkan penurunan pH tanah. Besarnya penurunan pH dan hambatan terhadap proses nitrifikasi menunjukkan adanya korelasi positif dengan pertumbuhan alang-alang.



Nama Lokal :

NAMA DAERAH: Naleueng lakoe (Aceh); Jih (Gayo); Rih, Ri (Batak); Oo (Nias); Alalang, Hilalang, Ilalang (Minang kabau); Lioh (Lampung); Halalang, Tingen, Padang, Tingan, Puang, Buhang, Belalang, Bolalang (Dayak); Eurih (Sunda); Alang-alang kambengan (Jawa); Kebut, Lalang (Madura); Ambengan, Lalang (BaIi); Kii, Rii (FIores); Padengo, Padanga (Gorontalo); Deya (Bugis); Erer, Muis, Wen (Seram); Weli, Welia, Wed (Ambon).

NAMA ASING: Cogon grass, satintail (En). Paillotte (Fr). Malaysia: lalang, alang-alang. Papua New Guinea: kunai (Pidgin), kurukuru (Barakau, Central Province). Philippines: kogon (Tagalog), gogon (Bikol), bulum (Ifugao). Burma (Myanmar): kyet-mei. Cambodia: sbö':w. Laos: hnha:z kh'a:. Thailand: ya-kha, laa laeng, koe hee (Karen, Mae Hong Son). Vietnam: c [or] tranh.

NAMA SIMPLISIA Imperatae Rhizoma; rimpang alang-alang

Komposisi :
Akar: metabolit yang telah ditemukan pada akar alang-alang ter.diri dari arundoin, fernenol, isoarborinol, silindrin, simiarenol, kampesterol, stigmasterol, ß-sitosterol, skopoletin, skopolin, p-hidroksibenzaladehida, katekol, asam klorogenat, asam isoklorogenat, asam p-kumarat, asam neoklorogenat, asam asetat, asam oksalat, asam d-malat, asam sitrat, potassium (0,75% dari berat kering), sejumlah besar kalsium dan 5-hidroksitriptamin. Dari hasil penelitian lain terhadap akar dan daun ditemukan 5 macam turunan flavonoid yaitu turunan 3',4',7-trihidroksi flavon, 2',3'-dihidroksi kalkon dan 6-hidroksi flavanol. Suatu turunan flavonoid yang kemungkinan termasuk golongan flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon atau isoflavon terdapat pada fraksi ekstrak yang larut dalam etilasetat akar alang-alang. Pada fraksi ekstrak yang larut dalam air akar alang-alang ditemukan golongan senyawa flavon tanpa gugus OH bebas, flavon, flavonol tersubstitusi pada 3-0H, flavanon, atau isoflavon.

BAGIAN YANG DIGUNAKAN:

Hanya akarnya (rimpang) yang digunakan untuk pengobatan

Penyakit Yang Dapat Diobati :

Rimpang: pelembut kulit; peluruh air seni, pembersih darah, penambah nafsu makan, penghenti perdarahan. di samping itu dapat digunakan pula dalam upaya pengobatan penyakit kelamin (kencing nanah, kencing darah, raja singa), penyakit ginjal, luka, demam, tekanan darah tinggi dan penyakit syaraf. Semua bagian tumbuhan digunakan sebagai pakan hewan,bahan kertas,dan untuk pengobatan kurap.

EFEK BIOLOGI dan FARMAKOLOGI

Infusa rimpang alang-alang berefek sebagai diuretika, atas dasar peningkatan konsentrasi elektrolit (Na,K,Cl) urin tikus putih jantan. Pemberian infusa akar alang-alang dengan dosis 40, 50, 60, 70 g/kgBB berefek antipiretik pada marmot. Infusa bunga alang-alang pada konsentrasi 10% dengan dosis 12 ml/ kgBB berefek antipiretik yang relatif sama dengan suspensi parasetamol 10% pada merpati.

Uji Klinik: Dekokta akar alang-alang dengan dosis 250-300 g, 2 kali pagi dan sore dapat menyembuhkan 27 kasus dari 30 penderita nefritis akut. Pada nefritis kronis, herba alang-alang dapat mengurangi edema dan menurunkan tekanan darah. Dekokta herba 250 g dalam bentuk tunggal maupun dikombinasikan dengan rimpang dan daun Nelumbo nucifera dan daun Agrimonia pilosa dapat mengobati epistaksis (mimisan), hemoptisis (batuk darah), hematuri (kencing darah), menorrhagia, dan perdarahan gastrointestinal bagian atas. Di samping itu dilaporkan juga bahwa dekokta akar alang-alang dapat efektif untuk pengobatan hepatitis viral akut pada 28 kasus; biasanya digunakan bersama-sama dengan Plantago asiatica, Glechoma longituba dan tunas Artemisia capillaris.

Toksisitas: Pada pemakaian sesuai aturan, praktis tidak toksik. Efek yang tidak dfinginkan: Pusing, mual, adanya peningkatan rasa ingin buang air besar, kadang-kadang terjadi pada penggunaan klinik. Teknologi Farmasi: Selulosa daun alang-alang mempunyai daya serap terhadap air yang relatif cukup baik dalam pembuatan tablet secara cetak langsung.

CONTOH PEMAKAIAN DI MASYARAKAT:

Sebagai peluruh air seni:
49 buah rimpang kering, dipotong-potong kemudian ditambah dengan 2 gelas air dan dididihkan hingga volume air tinggal 1 gelas, disaring, kemudian diminum 2 kali sehari.
Demam karena buang air kecil berdarah:
1 sendok penuh rimpang alang-alang, rebus dengan beberapa potong tang kwe (daging buah beligu setengah matang yang dibuat manisan kering) dalam dua gelas sampai airnya tinggal separuh. Air ini diminum 2 gelas 1 hari. Air kencing akan normal dan suhu badan turun.

"Zwartwaterkoorts" (Bld):
Minum air rebusan akar alang alang sebagai teh. (iptek.net.id)

Alpokat untuk darah tinggi hingga diabetes



Alpokat(Persea gratissima Gaertn.)

Sinonim :P. americana, Mill. Familia :Lauraceae

Uraian :

Pohon buah dari Amerika Tengah, tumbuh liar di hutan-hutan, banyak juga ditanam di kebun dan di pekarangan yang lapisan tananhnya gembur dan subur serta tidak tergenang air. Walau dapat berbuah di dataran rendah, tapi hasil akan memuaskan bila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik dari subtropik yang banyak curah hujannya.

Pohon kecil, tinggi 3-10 m, berakar tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak bercabang, ranting berambut halus. Daun tunggal, bertangkai yang panjangnya 1,5-5 cm, kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal runcing, tepi rata kadang-kadang agak rmenggulung ke atas, bertulang rnenyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm, daun muda warnanya kemerahan dan berambut rapat, daun tua warnanya hijau dan gundul. Bunganya
bunga majemuk, berkelamin dua, tersusun dalam malai yang keluar dekat ujung ranting, warnanya kuning kehijauan. Buahnya buah buni, bentuk bola atau bulat telur, panjang 5-20 cm, warnanya hijau atau hijau kekuningan, berbintik-bintik ungu atau ungu sarna sekali berbiji satu, daging buah jika sudah masak lunak, warnanya hijau, kekuningan. Biji bulat seperti bola,
diameter 2,5-5 cm, keping biji putih kemerahan. Buah alpokat yang masak daging buahnya lunak, berlemak, biasanya dimakan sebagai es campur atau dibuat juice. minyaknya digunakan antara lain untuk keperluan kosmetik. Perbanyakan dengan biji, cara okulasi dan cara enten.

Nama Lokal :
Apuket, alpuket, jambu wolanda (Sunda), apokat, avokat,; plokat (Jawa).
apokat, alpokat, avokat, advokat (Sumatera);

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS :

Daun: Rasa pahit, kelat. Peluruh
kencing. Biji : Anti radang, menghilangkan sakit. KANDUNGAN KIMIA: Buah dan
daun mengandung saponin, alkaloida dan flavonoida, Buah juga mengandung tanin
dan daun mengandung polifenol, quersetin, gula alkohot persiit.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
  • Sariawan, melembabkan kulit kuring, kencing batu, sakit kepala;
  • Darah tinggi (Hipertensi), nyeri saraf (neuralgia), nyeri lambung,;
  • Saluran napas membengkak (bronchial swellings), sakit gigi,;
  • Kencing manis (diabetes melitus), menstruasi tidak teratur.;
BAGIAN YANG DIPAKAI:
Daging buah, daun, biji.

KEGUNAAN:
Daging buah :- Sariawan. - Melembabkan kulit kering.
Daun: - Kencing batu. - Darah tinggi, sakit kepala. - Nyeri syaraf. - Nyeri lambung. - Saluran napas membengkak (bronchial swellings).- Menstruasi tidak teratur.
Biji: - Sakit gigi. - Kencing manis.

PEMAKAIAN,.
Untuk minum: 3-6 lembar daun.
Pemakaian Luar: Daging buah secukupnya dilumatkan, dipakai untuk masker.
Daun untuk pemakaian setempat, biji digiling halus menjadi serbuk untuk
menghilangkan sakit.

CARA PEMAKAIAN:

1. Sariawan:
Sebuah isi alpokat yang sudah masak diberi 2 sendok makan madu murni, diaduk merata lalu dimakan. Lakukan setiap hari sampai sembuh.

2. Kencing batu:
4 lembar daun alpokat, 3 buah rimpang teki, 5 tangkai daun randu, setengah biji pinang, 1 buah pala, 3 jari gula enau, dicuci lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring lalu diminum. Sehari 3 x 3/4 gelas.

3. Darah tinggi :
3 lembar daun alpokat dicuci bersih lalu diseduh dengan 1 gelas air panas. Setelah dingin diminum sekaligus.

4. Kulit muka kering:
Buah diambil isinya lalu dilumatkan sampai seperti bubur. Dipakai untuk masker, dengan cara memoles muka yang kering. Muka dibasuh dengan air setelah lapisan masker alpokat tersebut mengering.

5. Sakit gigi berlubang:
Lubang pada gigi dimasukkan bubuk biji alpokat.

6. Bengkak karena Peradangan:
Bubuk dari biji secukupnya ditambah sedikit air sampai menjadi adonan seperti bubur, balurkan kebagian tubuh yang sakit.

7. Kencing manis:
Biji dipanggang di atas api lalu dipotong kecil-kecil dengan golok, kemudian digodok dengan air bersih sampai airnya menjadi coklat. Saring, minum setelah dingin.

8. Teh dan alpokat baik untuk menghilangkan rasa sakit kepala, nyeri lambung, bengkak pada saluran napas, rasa nyeri syaraf (Neuralgia) dan datang haid tidak teratur.

Data penelitian: Daun mempunyai aktivitas antibakteri dan menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus strain A dan B. Staphylococcus albus, Pseudomonas sp.,
Proteus sp., Escherichea coli dan Bacillus subtilis (E.O. ognulans dan E.
Ramstad 1975).

Andong untuk batuk darah dan wasir

Andong
(Cordyline fruticosa (L) A. Cheval.)

Sinonim :
Asperagus terminalis L. Cordyline terminalis (L.) Kunth.

Familia :
Agavaceae (Liliaceae).

Uraian :
Perdu bercabang; tinggi 2-4 m. Ranting dengan bekas daun rontok yang berbentuk cincin. Daun pada ujung ranting berjejal dengan susunan spiral; tangkai bentuk talang, helaian daun bentuk garis atau lanset, 20-60 kali 1-13 cm, dengan pangkal yang berbentuk baji dan ujung runcing, hijau atau merah atau lorek. Malai bunga di ketiak daun, bertangkai panjang, bercabang melebar, dengan daun pelindung yang besar pada pangkal cabang. Anak daun pelindung pada pangkal bunga kecil. Daun tenda bunga 6, memanjang, panjang 1,3 cm, 3 yang luar pada bagian separo bawah melekat, erat dengan yang di dalam, bagian yang teratas lepas dan melengkung kebelakang kembali. Benang sari 6, tertancap pada tenda bunga. Kepala putik pendek 3 taju. Buah buni ± bentuk bola, merah mengkilat. Biji hitam mengkilat. Dari Asia Timur. Di kebun dan pagar, di kuburan; 1-1.900 m. Bagian yang digunakan Daun.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Bak juwang, Laklak (Aceh); Kalinjuhang Katunggal, Linjuang, Si linjuang (Batak); Anjiluwang, Jiluwang, Lanjuwang, Linjuwang (Makasar); Anderuwang (Lampung); Renjuwang, Sabang, Sawang (Dayak); Hanjuwang (Sunda); Andong, Endong (Jawa); Andong, Endong, Handwang (BaIi); Tabongo (Gr); Panili, Siri (Ms); Panyaureng, Siri (Bg); Ai buru (Sr); Weluga, Werusisi, Wersingin (Ab); Yasir (Ij); Pitako (Hm). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Cordylinae Folium; Daun Andong.

Komposisi :
Kandungan Kimia Steroida, saponin, dam polisakarida.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
SIFAT KHAS Mendinginkan. KHASIAT Hemostatik dan anti bengkak.

KEGUNAAN:

1.Batuk darah.
2.Disentri.
3.Haid terlalu banyak.
4.Wasir berdarah.

RAMUAN DAN TAKARAN

Batuk Darah, Haid terlalu banyak
Ramuan:
Daun Andong segar 5 helai
Air secukupnya

Cara pembuatan:
Dibuat infus, diseduh, atau dipipis.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml. Untuk pipis, diminurn 1 kali sehari 1/4 cangkir.

Lama pengobatan:
Diulang sampai sembuh.

Wasir
Ramuan:
Daun Andong segar 3 helai
Daun Wungu segar 7 helai
Air matang secukupnya

Cara pembuatan:
Dipipis.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 1/4 cangkir.

Lama pengobatan:
Diulangi selama 14 hari.(iptek)

Angkak, Bumbu Penyebab Penangkal Demam Berdarah

Ramuan obat tradisional ini sebenarnya masuk dalam kelompok bumbu masak. Ia sejenis rempah-rempah dari Cina yang membuat masakan daging menjadi lebih harum dan sedap. Walaupun masih diperdebatkan kemanjurannya, tak sedikit yang meyakini khasiatnya. Ini sebuah kisah nyata. Pada bulan Oktober 2000, Komaraningsih (50) dirawat selama kurang lebih lima hari di sebuah rumah sakit di Depok, Jawa Barat. Dokter menyatakan dia terkena demam berdarah.

Melalui pemeriksaan laboratorium diketahui nilai trombosit dalam darahnya sekitar 40.000. Padahal, untuk orang dewasa, angka trombosit normal sekitar 150.000-450.000. Ini berarti nilai trombositnya jauh di bawah standar.

Selama dirawat pun angkanya hanya berkisar 50.000-83.000. Dokter mengizinkannya pulang saat angkanya sudah mencapai 100.000. Ibu Komariah bersikeras pulang karena memikirkan biaya yang semakin membengkak.

Ketika sedang dalam masa perawatan di rumah, ada seorang atasannya yang memberitahu agar mencoba membuat minuman yang terbuat dari angkak. Angkak bentuknya seperti beras ketan hitam, tetapi warnanya merah tua.

"Waktu itu saya beli seperempat kilo. Saya ambil dua sendok. Dua sendok makan angkak direbus dengan dua gelas air, hingga setelah mendidih kira-kira menjadi satu gelas. Setelah dingin, baru diminum," ungkap Komaraningsih tentang resep yang masih diingatnya kepada SENIOR.

Pada waktu itu Komaraningsih meminumnya di pagi hari. Siangnya dia pergi ke laboratorium untuk memeriksakan jumlah trombositnya. Sempat timbul rasa pesimis dalam dirinya kalau angka trombositnya tidak akan naik drastis, mengingat pengalamannya dirawat di rumah sakit.Namun, apa yang terjadi, hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa trombositnya mencapai 432.000, atau sudah mendekati batas tertinggi dari angka normal. Pengalaman ini lalu dia sampaikan dengan niatan membantu mereka yang sedang tergolek tidak berdaya karena terserang demam berdarah.

Demam pun HilangAda lagi, seorang bapak satu anak yang yang juga tinggal di Depok, sebut saja namanya Budi, suatu hari mengalami demam dan meriang. Ia merasa kakinya pegal dan panas dingin. Karena khawatir demam berdarah, bapak satu anak ini segera memeriksakan dirinya ke dokter.Walaupun dokter sudah meyakinkan bahwa dia tidak terkena demam berdarah, Budi tetap penasaran. Selagi penasaran, dia juga mendengar belakangan ini orang sedang meributkan soal angkak yang bisa menyembuhkan demam berdarah, yaitu dengan menaikkan kadar trombosit dalam darah.

Dia segera merebus angkak dan mengambil airnya untuk diminum. Pagi dan sore dia minum sebanyak satu gelas. Boleh percaya atau tidak, esok harinya dia sudah tidak merasakan demam dan panas dingin, terutama pada bagian kedua kakinya.

Dari dua ilustrasi di atas, memang bisa dipastikan bahwa angkak berguna untuk pengobatan, terutama dalam mengobati demam berdarah. Meski begitu, tidak banyak literatur kesehatan yang menyebutkan fungsi angkak ini, khususnya pengobatan modern. Hanya saja, dalam pengobatan ala Tiongkok kuno, angkak digunakan sebagai ramuan obat tradisional karena bahannya mudah didapat dan murah.

Angkak bisa dijumpai dalam kelompok bumbu dapur yang biasa menjual rempah-rempah masakan Cina. Mereka memakai angkak untuk memberikan warna merah pada masakan daging. Selain itu juga memberikan efek rasa manis, sedap, dan wangi.

Berwujud BuahHingga sekarang orang mengetahui angkak berwujud seperti beras. Padahal, aslinya angkak berasal dari kembang atau buah, seperti diungkapkan terapis dan konsultan aura Tom Suhalim.Menurut redaktur khusus Tabloid SENIOR ini, buah atau kembang itu berwujud seperti belimbing yang bersegi enam. Seperti yang lain, dia menegaskan bahwa angkak dipakai untuk meningkatkan trombosit darah penderita demam berdarah.

Namun, hal itu tidak serta merta dibenarkan oleh Martani Wiranata, seorang akupunturis. Menurutnya, angkak berbentuk seperti beras ketan yang karena sudah mengalami proses frementasi, berubah warna menjadi merah.

"Memang, bumbu masak yang sehari-hari digunakan untuk memerahkan daging ini digunakan untuk mengobati trombosit darah seseorang yang menurun," ujar pria yang sehari-hari dipanggil Pak Willy ini.

Menurut sekretaris DPP Ikatan Naturopatis Indonesia ini, bila berdasarkan deskripsi Tom Suhalim, berarti itu bukan angkak, melainkan peka, juga termasuk rempah-rempah dalam masakan Cina.

"Peka sangat berbeda jauh dengan angkak. Persamaannya, peka juga dipakai sebagai bumbu masak. Khusus peka, sifatnya sebagai pewangi masakan," tutur Willy.

Dalam dunia pengobatan Timur, karena sifatnya wangi, peka hanya digunakan untuk kasus penyakit dalam saja. Namun, Willy tidak menjelaskan penyakit dalam apa saja yang bisa ditangani dengan peka ini.

Belum DirekomendasikanTerlepas dari perdebatan mengenai sumber pastinya, belakangan ini angkak sedang banyak dicari. Khususnya berkaitan dengan masalah demam berdarah. Harganya pun mulai melambung. Seperti pengalaman seorang ibu di Bandung yang mendapatkan angkak seharga Rp 10.000. Namun, tidak dijelaskan seberapa banyak angkak yang diperoleh.

Sebagai gambaran, sekantong plastik berisi sekitar tiga sendok makan angkak dijual seharga seribu rupiah di sebuah toko bumbu dapur di lantai dua Pasar Palmerah, Jakarta. Di toko obat tradisional di kawasan Petak Sembilan dan Glodok, Jakarta Barat, sebungkus angkak berisi kira-kira lima sendok makan dijual dengan harga Rp 2.000.

Kalangan medis memang belum merekomendasikan angkak sebagai obat untuk mengatasi demam berdarah. Alasannya, belum ada penelitian ilmiah yang membuktikan bahwa angkak bisa meningkatkan trombosit darah.

Lantas, kapan kalangan kedokteran Indonesia atau Depkes akan mengadakan penelitian? Haruskah pasien yang tengah terkapar di rumah sakit menunggu hasil penelitian itu? @ Suharso Rahman

Penggunaan Angkak

William Adi Teja, MD, M.Med, seorang peminat pengobatan ala Cina, mencoba menjelaskan apa itu angkak. Dari literatur yang dibacanya, angkak sebenarnya berasal dari beras putih yang diolah sedemikian rupa hingga menjadi merah warnanya. Bila diolah dengan tape akan menjadi arak. Arak ini biasa dipakai untuk memasak tim ayam, sifatnya hangat, manis, dan tidak beracun."Nah, saya melihat angkak ini mempunyai sifat hangat dan manis, yang berarti mempunyai fungsi tonifikasi atau menyejukkan. Padahal, penyakit menular, dalam hal ini demam berdarah, bersifat panas lembab," kata William.

Menurutnya, dalam pengobatan ini ada kontradiksi. Karena itu, untuk mengobati demam berdarah seharusnya dicari obat yang sifatnya berlawanan, yaitu sejuk, agak pedas, dan pahit untuk menghilangkan hawa panas dan lembab yang mengganggu pencernaan.

"Dengan kata lain, pemakaian angkak untuk pengobatan tidak bisa digunakan sendiri, harus didukung oleh obat tradisional lainnya yang mempunyai sifat yang telah disebutkan di atas. Menyejukkan dan menghilangkan hawa lembab," lanjutnya.

Beberapa keluhan yang bisa diredakan dengan menggunakan angkak, menurut William, di antaranya memperlancar dan menstabilkan darah, memperkuat fungsi pencernaan, mencegah penyakit menular. Angkak juga dipakai untuk mengobati luka dalam akibat pukulan, benturan, atau jatuh, serta membantu memperlancar dan mengurangi rasa sakit perut ketika haid.Menurut William, takaran ramuan yang digunakan untuk keluhan di atas hampir sama. Biasanya, 30 sampai 100 gram angkak dimasak dengan 200 - 400 ml air (sekitar dua gelas). Tunggu hingga sekitar 20 menit dan mendidih atau hingga air tinggal setengahnya. Biarkan dingin, minum airnya.Lakukan rutin hingga gejala mereda.
Sumber: Senior

Angsana untuk batu ginjal, sariawan dan bisul

Angsana
(Pterocarpus indicus Willd.)

Sinonim :
Pterocarpus flavus Lour. Pterocarpus pallidus Blco.

Familia :
Papilionaceae (Leguminosae).

Uraian :
Pohon, tinggi 10-40 m. Ujung ranting berambut. Daun penumpu bentuk lanset, panjang 1-2 cm. Daun berseling. Anak daun 5-13, bulat telur memanjang, meruncing, tumpul, mengkilat sekali, 4-10 kali 2,5-5 cm; anak tangkai lk 0,5-1,5 cm. Tandan bunga di ujung dan duduk di ketiak, sedikit atau tidak bercabang, berambut coklat, berbunga banyak, panjang 7-11 cm; anak tangkai 0,5-1,5 cm; bunga sangat harum. Kelopak bentuk lonceng sampai bentuk tabung, bergigi 5, tinggi lk 7 mm. Mahkota kuning oranye. Daun mahkota berkuku; bidang bendera bentuk Iingkaran atau bulat telur terbalik, berlipat kuat, melengkung kembali, garis tengah lebih kurang 1 cm; lunas lebih pendek daripada sayap, pucat. Bakal buah berambut lebat, bertangkai pendek, bakal biji 2-6. Polongan bertangkai di atas sisa kelopak, hampir bulat lingkaran, dengan paruh di samping, pipih sekali, sekitarnya bersayap, tidak membuka, garis tengah lk 5 cm, pada sisi yarig Iebar dengan ibu tulang daun yang tebal. Biji kebanyakan 1. Kerapkali ditanam; 1-800 m. Catatan: Kayunya mempunyai warna dan kwalitas yang baik sekali; dipergunakan sebagai bahan bangunan dan kayu meubel. Di Maluku pohon ini menghasilkan „kayu akar" (wortelhout) yang bagus. Kulitnya dipakai sebagai obat; dalam keadaan hidup pohon tersebut rnengandung cairan yang merah darah. Bagian yang digunakan Kulit kayu, getah (resin) dan daun muda.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Asan, Athan (Aceh); Sena (Gayo); Sena, Hasona, Sona (Batak); Kayu merah (Timor); Asana, Sana kapur, Sana kembang (Minangkabau), Sana kembang (Madura); Kenaha (Solor); Aha, Naga, Aga, Naakir (Sulawesi Utara); Tonala (Gorontalo); Candana (Bugis); Na, Nar, (Roti); Lana (Buru). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA: Pterocarpi Cortex; Kulit kayu Angsana.

Komposisi :
Resin dikenal dengan nama kino (asam kinotanat dan zat warna merah.

Penyakit Yang Dapat Diobati :
KHASIAT Adstringen dan diuretik. PENELITIAN Hayati, 1990. Jurusan Farmasi, FMIPA USU. Telah melakukan penelitian pengaruh infus daun Angsana terhadap penurunan kadar gula darah kelinci dibandingkan dengan tolbutamid. Dari hasil penelitian tersebut, ternyata infus daun Angsana 5 ml, 10% dan 20°Io secara oral menurunkan kadar gula darah kelinci. Pengaruh infus 10% tidak ada beda dengan 50 mg/kg bb tolbutamid, sedangkan penurunan oleh infus 20% lebih besar daripada pengaruh oleh tolbutalmid.

KHASIAT
Adstringen dan diuretik.

KEGUNAAN
Kulit kayu:
Batu ginjal.
Sariawan mulut (obat kumur).

Daun muda:
Kencing manis.
Bisul (obat luar).

Getah (Kino):
Luka (obat luar).
Sariawan mulut (obat luar).

RAMUAN DAN TAKARAN

Batu Ginjal
Ramuan:
Kulit kayu Angsana 3 gram
Daun Keji beling 2 gram
Daun Kumis kucing 4 gram
Air 115 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 1 kali sehari 100 ml. Bila batu telah keluar, baik berupa kristal maupun air kencing yang keruh atau air kencing yang berbuih maka pemberian jamu dihentikan. Kemudian dilanjutkan minum teh daun Kumis kucing 6% dalam air. 6 gram daun Kumis kucing diseduh dengan air mendidih sebanyak 100 ml. Diminum seperti kebiasaan minum teh.

Sariawan Mulut
Ramuan:
Kulit kayu Angsana 4 gram
Daun Saga segar 4 gram
Daun Sirih segar 3 helai
Air 115 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.
Bila diperlukan tambahkan 10 gram gips pada beningan, didiamkan beberapa saat, lalu disaring dan diambil bagian beningnya. (Gips dapat dibeli di apotik atau toko kimia).

Cara pemakaian:
Untuk kumur, tiap 3 jam sekali, tiap kali pakai 50 ml, bila perlu dapat diencerkan dengan air.

Bisul
Bisul dicuci dengan air bersih atau alkohol 70%. Kemudian daun Angsana diremas dan ditempelkan pada bisul tersebut. Diperbaharui tiap 3 jam sekali.(iptek)
 

Antikanker yang Alami

Kanker merupakan mutasi genetik karena DNA sel normal mengalami kerusakan. Perbanyakan sel yang rusak akan berpotensi menghasilkan sel kanker. Kerusakan DNA sel dapat terjadi karena radikal bebas dan zat pemicu kanker (karsinogen). Radikal bebas merupakan molekul yang kehilangan pasangan elektron dan berusaha mencuri elektron dari sel tubuh. Radikal bebass sebetulnya hasil sampingan metabolisme tubuh atau berasal dari lingkungan sekitar kita, misalnya asap rokok, gas kendaraan, atau zat-zat kimia seperti insektisida. Sedangkan zat karsinogen berasal dari makanan. Zat yang semula prokarsinogen diubah oleh enzim jahat dalam tubuh menjadi zat pemicu kanker.

Untuk menghambat pertumbuhan kanker, tubuh memerlukan zat anti-radikal bebas yang disebut juga sebagai antioksidan. Zat ini banyak terdapat dalam sayur, buah dan tumbuhan. Selain itu, banyak tanaman mempunyai senyawa kimia yang mampu menghambat penyebaran kanker, mendukung imunitas tubuh (sel limfosit), serta mendukung kerja enzim baik yang membuang hasil kerja enzim penghasil karsinogen.

Antioksidaan yang berkhasiat menghambat kanker antara lain:
  • - Poifenol (teh hijau)
  • - Likofen (tomat)
  • - Beta-karoten ( wortel)
  • - Flavonoid dan genistein (kedelai)
  • - Kurkumin (kunyit, kunir putih, dan temulawak)
  • - Resveratrol (anggur)
  • - Tokoferol (minyak nabati, kacang-kacangan, biji-bijian misalnya, gandum)

Beberapa tanaman di bawah ini berpotensi menjadi obat kanker dan sedang adlam penelitian.
Kemampuannya secara empiris (berdasarkan pengalaman) telah teruji namun secara ilmiah harus melewati serangkaian pengujian sebelum dinyatakan benar-benarr berkhasiat obat.
  • Benalu (a.l.Dendrophtoe petandra)
Khasiat: inhibitor enzim isomerase yang dihasilkan sel kanker. Zat aktif tanaman ini menghambat perbanyakan dan penyebarandan keganasan kanker.
  • Kunir putih (kaempferia rotunda L.)
Khasiat: meningkatkan jumlah limfosit, meningkatkan pembunuh kanker, meningkatkan antibodi spesifik.
  • Maitake (grifola frondosa)
Khasiat: mengandung polisakarida B1-6 yang bisa meningkatkan efektivitas sel glukans dalan sistem pertahanan tubuh terhadap kanker, meningkatkan kepekaan sel kanker terhadap sitostatika dan radiasi.
  • Meniran (phyllanthus niruri L.)
Khasiat: meningkatkan jumlah limfosit, toksisitas sel pembunuh kanker, dan antibodi spesifik.
  • Tapak dara (Catharanthus roseus)
Khasiat: mengandung alkaloid vinka (vinkristin, vinblastin). Senyawa ini bisa mengurangi keganasan sel kanker, menghambat penyebaran dan perbanyakan sel kanker.
Sumber: Majalah Nirmala

Anting-anting untuk Disentri, Diare dan Berak darah

Anting-anting (Acalypha australis Linn.)
Familia : Euphorbiaceae

Uraian :
Herba Semusim, tegak. berambut. Batang tinggi 30 - 50 cm. bercabang, dengan garis memanjang kasar. Tumbuh di pinggir jalan, lapangan rumput, lereng gunung. Daun letak berseling bentuk bulat lonjong sampai lanset, bagian ujung dan pangkal daun lancip, tepi bergerigi, panjang 2,5 - 8 cm, lebar 1,5 - 3,5 cm. Bunga berkelamin tunggal dan berumah satu, keluar dari ketiak daun, bunganya kecil-kecil dalam rangkaian berupa malai. Buahnya kecil. Akar dari tanaman ini sangat disukai anjing dan kucing. 

Nama Lokal : Tie xian (China) 

SIFAT KIMIAWI DAN EFEK FARMAKOLOGIS: Rasa pahit, astringen, sejuk. Anti-radang, antibiotik, peluruh air seni, astringen menghentikan perdarahan (hemostatik). 

Penyakit Yang Dapat Diobati :Disentri basiler dan disentri amuba, Diare, Malnutrition, mimisan; Muntah darah, Berak darah, Kencing darah, Malaria; 

BAGIAN YANG DIPAKAI:Seluruh tanaman, pemakaian segar atau kering. 

KEGUNAAN:
1. Disentri basiler dan disentri amuba.
2. Diare, anak dengan berat badan rendah (malnutrition) dan gangguan pencernaan.
3. Muntah darah, mimisan, berak darah (melena), kencing darah (hematuria).
4. Malaria.
PEMAKAIAN : 9 - 15 gram kering atau 30 - 60 gram segar, direbus, minum. 

PEMAKAIAN LUAR: Herba segar dilumatkan, tempel atau direbus, airnya untuk cuci.Dipakai untuk bisul, koreng, luka berdarah, eczema, dermatitis, gigitan ular. 

CARA PEMAKAIAN:
1. Dermatitis, eczema, koreng: Herba segar secukupnya direbus, airnya untuk cuci di tempat yang sakit.
2. Perdarahan, luka luar: Herba segar ditambah gula pasir secukupnya, dilumatkan dan ditempel ke tempat yang sakit.
3. Disentri amoeba: 30 - 60 gram tanaman kering (seluruh batang) direbus, sehari dibagi 2 kali minum, selama 5 - 10 hari.
4. Diare, disentri basiler, muntah darah, mimisan, berak darah (melena), batuk: Herba kering 30 - 60 gram direbus, minum.
5. Disentri basiler: Acalypha australis 30 - 60 gram, Portulaca oleracea (Gelang) dan gula masing-masing 30 gram rebus, minum setelah dingin.

Anyang-anyang untuk Demam dan Sakit Kandung Kencing

Anyang Anyang
(Elaeocarpus grandiflorus J.Sm,)

Sinonim :
Rejasa.

Familia :
Elaeocarpaceae.

Uraian :
Pohon dengan bentuk etage; tinggi 6-26 m. Daun bertangkai, berjejal pada ujung ranting, bentuk lanset, beralih demi sedikit pada tangkai, 5-20 kali 1-5 cm, gundul, seperti kulit, bergerigi beringgit tidak dalam; yang tua merah api. Tandan bunga menggantung, berbunga 4-6, panjang 2-10 cm. Tangkai bunga 3-4,5 cm. Daun kelopak merah cerah, berambut. Daun mahkota putih, pada pangkalnya dengan sisik, ke arah ujung melebar sekali dan terbagi dalam taju, panjang; 2-2,5 cm. Dasar bunga kuning, kemudian oranye. Tonjolan dasar bunga berambut halus (seperti bulu anak ayam) rapat. Benang sari seluruhnya berambut. Bakal buah bentuk telur, berambut; kepala putik tidak melebar. Buah bentuk spul, hijau pucat, panjang lk 3 cm. Di hutan di pinggir air, di bawah 500 m; sebagai pohon hias di kebun dan park. Anyang, S, Rejasa, J. Elaeocarpus grandiflorus J.E.Sm. Cat. : Jika buah diinjak, maka duri tempel pada inti buah menembus dinding buah yang lunak dan menyebarlah biji tersebut sebagaiapa yang dinamakan „kotak duri" (hoefklitten). Bagian yang digunakan Buah, kulit kayu, dan daun.

Nama Lokal :
NAMA DAERAH Anyang-anyang, Ki ambit (Sunda); Anyang-anyang, Kemaitan, Maitan, Raja sor, Rejasa (Jawa). NAMA ASING: NAMA SIMPLISIA Elaeocarpi Fructus; Buah Anyang-anyang.

Komposisi :
Elaeokarpid (zat pahit beracun) dan saponin. Khasiat Diuretik.

KEGUNAAN

Buah:
1. Disentri.
2. Sakit kandung kencing.

Kulit kayu:
1. Radang Ginjal.
2. Borok (obat luar).

Daun:
1.Demam.
2.Kelesuan.
3.Mual.
4.Sakit Kuning.

RAMUAN DAN TAKARAN

Demam

Ramuan:
Kulit kayu atau daun Anyang-anyang 4 gram
Air 110 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore, tiap kali minum 100 ml
Lama pengobatan:
Diulang selama 4 hari.

Kelesuan

Ramuan:
Daun Anyang-anyang 4 gram
Daun Sembung 3 gram
Herba Meniran 2 gram
Rimpang Temulawak 4 gram
Air 110 ml

Cara pernbuatan:
Diseduh, dibuat infus.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore. Tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan
Diulangi selama 14 hari.

Sakit Kandung Kencing
Penderita pada saat buang air seni merasa nyeri, dan air seninya berbuih.
Ramuan:
Buah Anyang-anyang 7 biji
Buah Adas 1 gram
Pulosari 1/ 2 ruas jari
Air 110 ml

Cara pembuatan:
Dibuat infus atau diseduh.

Cara pemakaian:
Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore tiap kali minum 100 ml.

Lama pengobatan:
Diulang selama 7 hari.(iptek)

Apakah kedele menyehatkan?


Akhir-akhir ini produk kedele mulai banyak diperbincangkan khalayak ramai. Bahkan salah satu produsen mengatakan bahwa produk kedele tersebut diyakini sebagai solusi sehat selain obat. Memang kita semua tahu bahwa banyak publikasi dan penelitian yang menyatakan efek positif kedele bagi kesehatan, tapi apakah benar kedele sebagai makanan sehat seperti yang anda pikir?

Saya mempunyai beberapa customer yang diduga mengalami masalah hormonal seperti benjolan payudara , kista , endometriois ataupun myoma. Dari hasil wawancara mendalam terhadap mereka, ternyata beberapa diantara mereka antara lain terbiasa mengkonsumsi susu kedele. Saya tidak menuduh kedele sebagai salah satu factor penyebab dari masalah tersebut, tapi kepada mereka saya anjurkan beberapa hal termasuk membatasi atau menghindari produk kedele yang belum mengalami fermentasi , dan hasilnya terjadi peningkatan kesehatan yang berarti.

Mungkin anda bertanya , landasan apa sehingga saya menerapkan hal tersebut diatas. Mudah-mudahan tulisan berikut ini membantu menjawab pertanyaan anda.

Kedele bukanlah makanan sehat seperti yang anda pikir.


Dari tahu, susu kedele hingga formula bayi, produk kedele dikenal luas sebagai sumber protein yang menyehatkan, alami dan sangat baik untuk anda. Dibalik kesuksesan tersebut ternyata ada beberapa studi yang memperlihatkan efek negatif pemberian kedele terhadap manusia.

Fakta 1 : Kedele mengandung ”asam fitat ” -penghambat penyerapan mineral

Kedele mengandung asam fitat dalam jumlah paling tinggi dibanding kacang-kacangan lainnya. Asam fitat dapat menghambat penyerapan mineral tertentu seperti magnesium, kalsium, besi dan seng. Studi epidemiologi menunjukkan bahwa di negara berkembang yang banyak mengkonsumsi biji-bijain dan kedele umumnya kekurangan mineral.

Fakta 2 : Kedele mengandung penghambat ezim

Kedele mengandung penghambat enzim tripsin yang dibutuhkan untuk pencernaan protein. Pemasakan secara normal tidak dapat mengnon-aktifkan zat anti nutrisi ini, yang bila tidak ditangani bisa menyebabkan kekurangan asam amino untuk pembentukan atau perbaikan sel tubuh.

Proses pembuatan produk kedele dengan maksud untuk tujuan tertentu yang antara lain dapat mengurangi anti nutrisi tersebut juga dapat beresiko bagi sistem pencernaan kita, karena untuk membuat produk kedele seperti formulasi susu kedele, tepung protein kedele, daging vegetarian berbahan kedele, melalui proses pemanasan kedele dan mencucinya dengan air basa, yang justru menurut ilmuwan membuat kedele susah dicerna, dan kadang senyawa seperti MSG juga ditambahkan .


Fakta 3 : Kedele mengandung hemaglutin

Diduga kedele mengandung zat yang dapat memicu sel darah merah saling menggumpal sehingga darah tidak dapat mengalirkan oksigen dan nutris dengan baik.

Fakta 4 : Kedele mengandung goitrogen yang dapat mengganggu fungsi tiroid tubuh

Terlalu banyak mengkonsumsi isoflavon yang terdapat pada kedelai per hari dapat melemahkan fungsi tiroid. Hubungan antara kedelai dan tiroid telah dijumpai pada pengobatan. Konsumsi kedelai dalam jumlah yang banyak mungkin akan mempengaruhi efektifitas pengobatan tiroid. Ada bukti besar bahwa isoflavon yang terkandung didalam produk susu kedele adalah penghambat peroksidase tiroid yang membuat T3 dan T4.

Untuk menerangkan apakah kacang kedelai akan menekan fungsi kelenjar tiroid (gondok) pada orang dewasa yang sehat, dilakukan sebuah penelitian terhadap 37 orang yang belum pernah memiliki masalah tiroid. Mereka diberikan 30 g kedele setiap hari dan dibagi dalam 3 kelompok menurut umur dan dan periode pemberian kedele.

Pada kelompok 1, 20 orang diberikan kedele untuk satu bulan. Kelompok 2 dan 3 yang terdiri dari 7 orang muda (rata-rata berumur 29 tahun) dan 10 orang tua (rata-rata berumur 61 tahun, diberikan kedele dalam jumlah 30 gram untuk 3 bulan. Hasilnya pada semua kelompok didapatkan serum hormon tiroid tetap tidak berubah, namun TSH meningkat secara nyata walaupun masih dalam batas normal.

Gejala hipometabolik (rasa tidak enak badan, susah buang besar, gangguan tidur) dan goiter (gejala adanya gangguan tiroid) nampak pada separuh dari kelompok 2 dan 3 setelah mengkonsumsi kedele selama 3 bulan, dan gejala itu hilang setelah penghentian konsumsi kedele selama 1 bulan. Temuan dari studi ini menyimpulkan bahwa pemberian kedele yang berlebih untuk periode tertentu dapat menggangu fungsi tiroid dan menyebabkan goiter pada orang sehat, terutama bagi mereka yang sudah tua.

Pada tahun 1997, peneliti dari “National Center for Toxicological Research FDA “ menemukan bahwa komponen yang bersifat goitrogenik pada kedele itu adalah sama dengan isoflavon .

Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan oleh American Journal of Clinical Nutrition (1994) 60:333-340 memperlihakan 25 mg isolat protein kedele, jumlah minimum yang diklaim mempunyai efek menurunkan kolesterol , mengandung 50-70 mg isoflavon, Dan hanya membutuhkan 45 mg isoflavon pada wanita premenapause untuk dapat menimbulkan perubahan hormon, termasuk penurunan fungsi tiroid. Efek ini dapat berlangsung 3 bulan setelah konsumsi dihentikan.

Fakta 5 : Kedele mengandung zat yang dapat menggangu keseimbangan hormon wanita.

Kedele mengandung isoflavon yang pada satu sisi dikatakan sangat baik bagi kesehatan seperti banyak publikasi yang mungkin sudah anda ketahui, namun disisi lain isoflavon juga mempunyai efek negative bagi keseimbangan hormone pada wanita.

Sejak tahun 1950, peneliti telah mengidentifikasi bahwa isoflavon kedele sebagai sumber fitoestrogen. Efek estrogenic dari kedele potensinya 1/500 dari estrogen yang secara alami mengalir didalam tubuh kita.
Kedele dapat bersaing sebagai estrogen didalam tubuh, sehingga mengurangi efek estrogen alami tubuh dan dalam waktu bersamaan kelebihan konsumsi kedele dapat menimbulkan menumpuknya hormone mirip estrogen, yang mengakibatkan kelebihan hormon.

Dominasi estrogen (kelebihan estrogen) dibanding progesteron menurut Dr. Jonh R. Lee M. D, pengarang buku What Your Doctor May Not Tell You About Premenopause, dapat menyebabkan penyakit seperti menstruasi tidak teratur, ketidaksuburan , kista, endometriosis, dan myoma.

Studi pada hamster menunjukkan isoflavon yang terdapat pada kedele dapat mempercepat waktu puber pada binatang pengerat tersebut.

Studi lain memperlihatkan 45 mg isoflavon yang dikonsumsi selama 1 bulan dari isolat protein kedele menyebabkan perubahan hormonal pada wanita. Dan tahun 1992, pelayanan kesehatan di Swiss memperkirakan 100 mg protein kedele bersifat estrogenik yang sama dengan pil kontrasepsi.

Studi secara in vitro memperlihatkan bahwa isoflavon dapat menghambat sintesa estradiol dan hormon streoid lainnya, dan masalah reproduksi, kemandulan, penyakit tioroid dan penyakit liver yang terkait dengan konsumsi isoflavon telah diselidiki pada beberapa hewan meliputi tikus, harimau cheetah, babi dan domba.

Fakta 6 : Kedele sebagai pil kontrasepsi pada bayi.

Bayi –bayi yang memperoleh formula hanya dari susu kedele dapat juga memperoleh isoflavon, dan diperkirakan tingkat serum estrogennya 13.000-22.0000 kali lebih besar dari pada bayi yang memperoleh susu dari formula susu biasa.

Menurut Irvine dalam New Zealand Medical Journal, diperikirakan 25 % anak di USA menerima formula kedele, lebih tinggi dibandingkan negara barat lainnya. Dan diperkirakan bayi yang diberi hanya dari formulasi kedele memperoleh estrogen (berdasar berat badan) sekurang-kurangnya setara dengan 5 pil kontrasepsi sehari.

Pada Juli 1996, Departemen Kesehatan Inggris memberi peringatan bahwa fitoestrogen yang ditemukan pada formula bayi berbahan dasar kedele berpengaruh tidak baik bagi kesehatan bayi. Bila hal tersebut dibiarkan maka dapat menganggu keseimbangan hormon nantinya, makanya formulasi kedele diberikan kepada bayi seharusnya hanya oleh ahli kesehatan setelah mempertimbangkan berbagai hal.

Fakta 7 : Kedele merusak Sperma

Penelitian yang dilakukan oleh Profesor Lynn Fraser dari King's College London, menyatakan bahwa kedele mengandung senyawa genistein yang dapat merusak gerakan sel sperma yang tengah berenang menuju sel telur. Keberadaan genistein dalam jumlah kecil sekalipun tetap berbahaya. Senyawa ini memiliki kemampuan membakar sperma.

Dari hasil penelitian tesebut Fraser menyarankan agar wanita yang menginginkan kehamilan untuk tidak makan kedele pada hari-hari suburnya. Genistein dijelaskan Fraser terdapat dalam setiap produk makanan dari kedele. ''Termasuk susu kedele dan sejumlah makanan kemasan untuk vegetarian.

Fraser melakukan penelitian tersebut di laboratorium terhadap sperma manusia. Senyawa genistein dipaparkannya pada sperma dalam piringan sediaan. Senyawa tersebut dengan cepat memicu reaksi sperma dalam jumlah besar.

''Sperma terlihat memiliki kekuatan untuk membuahi sel telur.'' Namun dalam kehidupan nyata, kekuatan itu baru muncul saat sperma sudah berada di dalam sel telur selama beberapa jam. Itu pun setelah sperma merampungkan perjalanan jauhnya berenang menuju sel telur. ''Keberadaan genistein di sekitar dan di dalam rahim akan membuat sperma matang terlampau cepat hingga akhirnya menggagalkan pembuahan.

Kecepatan reaksi genistein terlihat berbeda pada tikus. Diperlukan konsentrasi genistein dalam dosis yang lebih tinggi untuk memicu reaksi pada tikus. ''Sementara, pada manusia, dosis yang sangat kecil saja sudah berbahaya.

Fraser sendiri terkejut dengan temuannya. Ia tidak menyangka manusia begitu sensitif terhadap senyawa kedele itu. ''Sayangnya, sampai sekarang belum diketahui level amannya bagi manusia.

Fraser mengungkapkan penelitiannya ini tidak ditujukan untuk membuat orang berhenti mengonsumsi kedele. Namun, wanita yang tengah berusaha memiliki keturunan dianjurkannya tidak memakan pangan dari kedele di masa ovulasinya. ''Menghindari kedele mungkin tidak akan menambah kesuburan tetapi langkah ini menyediakan sedikit peluang tambahan untuk bisa hamil.

Fakta 7 : Kedele juga ada yang merupakan produk transgenik

Dari laporan SIGI di liputan 6 SCTV (23.10.2006) , bahwa data resmi menyebutkan Indonesia setiap tahun mengonsumsi kedelai transgenik asal AS sebanyak 1,2 juta ton atau mencapai lebih dari 75 persen total konsumsi kedelai nasional. Bahkan, ada saat seluruh konsumsi kedelai impor Indonesia didatangkan dari AS. Ironisnya, Departemen Pertanian AS menyatakan tak bertanggung jawab terhadap produk transgenik yang beredar ke pasar.

Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah direkayasa bentuk maupun kualitasnya melalui penyisipan gen atau DNA binatang, bakteri, mikroba, atau virus untuk tujuan tertentu. Misal, tomat yang disisipi gen ikan agar tahan beku atau kedelai yang disuntik gen bakteri dalam tanah. Transgenik menjadi alternatif agar hasil panen tahan dingin, melimpah, dan tak mempan hama. Bahkan, tanaman direkayasa agar mampu membunuh hama yang menyerang tumbuhan tersebut.

Para aktivis pembela konsumen dan lingkungan mengecam rekayasa genetika seperti itu karena dinilai kebablasan dan melawan kodrat alam. Selain tentu saja tak aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Tak heran jika di sejumlah negara termasuk Indonesia, produk transgenik kerap menuai protes.

Penulis sendiri tidak melarang anda mengkonsumsi produk kedele karena kedele mengandung banyak manfaat, tapi penulis lebih menyarankan anda mengkonsumsi produk kedele yang telah mengalami proses fermentasi seperti miso, tempe dan dikombinasikan dengan makanan lainnya. Khusus bagi mereka yang mempunyai masalah terkait hipotiroid, kemandulan, atau gangguan hormonal alangkah baiknya membatasi produk kedele yang belum mengalami fermentasi seperti tahu, tofu, isolat protein kedele, formula kedele atau susu kedele.Dan akan lebih baik kalau produk tersebut bukan berasal dari produk tansgenik.

Penulis : Hendri Priadi , praktisi nutrisi , Jakarta

Daftar bacaan :

1. Van Rensburg et al., "Nutritional status of African populations predisposed to esophageal cancer", Nutrition and Cancer, vol. 4, 1983, pp. 206-216; Moser, P.B. et al., "Copper, iron, zinc and selenium dietary intake and status of Nepalese lactating women and their breastfed infants", American Journal of Clinical Nutrition 47:729-734, April 1988; Harland, B.F. et al., "Nutritional status and phytate: zinc and phytate X calcium: zinc dietary molar ratios of lacto-ovovegetarian Trappist monks: 10 years later", Journal of the American Dietetic Association 88:1562-1566, December 1988.

2. El Tiney, A.H., "Proximate Composition and Mineral and Phytate Contents of Legumes Grown in Sudan", Journal of Food Composition and Analysis (1989) 2:6778.

3. Ologhobo, A.D. et al., "Distribution of phosphorus and phytate in some Nigerian varieties of legumes and some effects of processing", Journal of Food Science 49(1):199-201, January/February 1984.

4. Sandstrom, B. et al., "Effect of protein level and protein source on zinc absorption in humans", Journal of Nutrition 119(1):48-53, January 1989; Tait, Susan et al., "The availability of minerals in food, with particular reference to iron", Journal of Research in Society and Health 103(2):74-77, April 1983.

5. Phytate reduction of zinc absorption has been demonstrated in numerous studies. These results are summarised in Leviton, Richard, Tofu, Tempeh, Miso and Other Soyfoods: The 'Food of the Future' - How to Enjoy Its Spectacular Health Benefits, Keats Publishing, Inc., New Canaan, CT, USA, 1982, p. 1415.

6. Mellanby, Edward, "Experimental rickets: The effect of cereals and their interaction with other factors of diet and environment in producing rickets", Journal of the Medical Research Council 93:265, March 1925; Wills, M.R. et al., "Phytic Acid and Nutritional Rickets in Immigrants", The Lancet, April 8,1972, pp. 771-773.

7. Ishizuki Y, Hirooka Y, Murata Y, Togashi K., “The effects on the thyroid gland of soybeans administered experimentally in healthy subjects” Nippon Naibunpi Gakkai Zasshi 1991 May 20 67:5 622-9

8. Divi, R.L. et al., "Anti-thyroid isoflavones from the soybean", Biochemical Pharmacology (1997) 54:1087-1096.

9. Cassidy, A. et al., "Biological Effects of a Diet of Soy Protein Rich in Isoflavones on the Menstrual Cycle of Premenopausal Women", American Journal of Clinical Nutrition (1994) 60:333-340.

10. Setchell, K.D. et al., "Isoflavone content of infant formulas and the metabolic fate of these early phytoestrogens in early life", American Journal of Clinical Nutrition, December 1998 Supplement, 1453S-1461S.

11. Irvine, C. et al., "The Potential Adverse Effects of Soybean Phytoestrogens in Infant Feeding", New Zealand Medical Journal May 24, 1995, p. 318.

12. Keung, W.M., "Dietary oestrogenic isoflavones are potent inhibitors of B-hydroxysteroid dehydrogenase of P. testosteronii", Biochemical and Biophysical Research Committee (1995) 215:1137-1144; Makela, S.I. et al., "Estrogen-specific 12 B-hydroxysteroid oxidoreductase type 1 (E.C. 1.1.1.62) as a possible target for the action of phytoestrogens", PSEBM (1995) 208:51-59.

13. Setchell, K.D.R. et al., "Dietary oestrogens - a probable cause of infertility and liver disease in captive cheetahs", Gastroenterology (1987) 93:225-233; Leopald, A.S., "Phytoestrogens: Adverse effects on reproduction in California Quail," Science (1976) 191:98-100; Drane, H.M. et al., "Oestrogenic activity of soya-bean products", Food, Cosmetics and Technology (1980) 18:425-427; Kimura, S. et al.,

14. Setchell, K.D. et al., "Isoflavone content of infant formulas and the metabolic fate of these early phytoestrogens in early life", American Journal of Clinical Nutrition, December 1998 Supplement, 1453S-1461S.

15. Lynn R. Fraser et al - Effects of estrogenic xenobiotics on human and mouse spermatozoa, Hum. Reprod. Advance Access published online on February 3, 2006

16. Sigi-Liputan 6 SCTV, Bahaya Tidak Unsur Transgenik, www.liputan6.com